Kau tau bagian mana dari kehidupan yang selalu saja
misterius? Kau tau sesuatu apa yang selalu membuat penasaran, cemas, bahagia,
bahkan terisak tangisan? Kau tau apa itu sayang? Jawabannya perasaan. Siapapun
yang pernah mengalami sakit tapi tidak berdarah, luka tapi tidak memar, akan
senantiasa mengerti, begitu paham dengan kalimat rumitku ini.
-Brakkkkk!!
“Woi woi, jangan ngelamun dong kalo nyetir. Ini itu jalan
neng. Lupain masalah rumah, biar orang lain gajadi korbannya. Untung aja gaada
luka luka, gaada yang kenapa – napa”, seru seorang bapak yang melompat dari
tempat duduk di pinggir jalan begitu vespa matic ku ini menabrak pengendara
sepeda motor dari arah berlawanan. Ibu – ibu yang tengah dibantu berdiri itu,
membuyarkan semua lamunanku dan tentu menambah satu lagi masalahku hari ini.
“Ma... maaf bu, pak. Saya.. saya tidak fokus. Biar saya
ganti ya, Bu kerusakannya”
“Ah, tidak usah nak tidak apa apa, saya juga tidak ada yang
luka. Lain kali hati hati ya sayang. Lebih baik kalau kamu ada masalah, kamu
istirahat dulu, jangan berkendara dulu”, ibu itu membalas tawaranku yang sebenarnya
basa basi karena aku tidak membawa cukup uang dengan sangat halus. Ibu itu
amatsangat sabar. Oh Tuhan, terimakasih. “Iya bu, saya pulang saja setelah ini.
Sekali lagi saya minta maaf ya, Bu. Benar ini tidak ada yang perlu diganti bu?”,
aku bertanya sekali lagi, sekedar untuk sopan santun saja. “Ibu yakin tidak
menerima sepeserpun bu? Sudah jelas adek ini yang salah lho”, seru bapak bapak
yang menolong ibu itu. Ah, bapak ini ada ada saja. Dasar kompor.
“Alah, sudahlah, kasihan adek ini. Sudah dek, ibu tidak apa
apa. Adek pergilah, sebelum tambah panjang urusannya”, lagi, ibu itu dengan
sangat lembut menyentuh pundakku. Tak tertinggal, senyuman manisnya yang
mengembang mengikuti. “Terimakasih ibu, terimakasih banyak”, aku menyalami
tangan ibu itu dengan takzim, dan bergegas pergi dari tempat itu.
“Kau tau sayang, saat seumuranmu, mama belum kenal yang
namanya sakit hati seperti ini. Cinta kita masih cinta monyet. Masih malu untuk
mengatakan langsung. Jangankan mengatakan langsung, bahkan ketika bertemu orang
yang mama suka saat makan di kantin, mama langsung bergegas kembali ke kelas,
mama malu nak”, Mama tersenyum kepadaku yang tengah tidur di pangkuannya. Aku baru
saja bercerita ke mama bahwa aku menabrak ibu ibu tadi pagi. Mama tidak marah. Mama
hanya bertanya ada apa? Kenapa? Begitu saja. Mama tau seharian ini aku memang
tidak fokus. Dalam hal apapun.
Ma, anakmu ini tidak bisa berfikir jernih hari ini. Entah sampai
kapan. Mungkin sampai aku bertemu dengannya ma. Dia adalah moodku. Aku bisa
badmood garagara mama membatalkan janji jalan jalan denganku. Tapi percayalah
ma, badmood itu tidak akan mempengaruhi pikiranku. Tapi jika dia? Ah tidak usah
ditanya. Rasa rasanya, sate ayam pinggir jalan kesukaanku tak lagi nafsu aku memakannya.
“Aku sudah lama tidak bertemu dengannya ma. Mama tau kan,
weekendku sekarang di rumah terus. Harusnya aku bertemu dengannya hari ini,
tapi lihatlah. Pak Tua itu menjengkelkan. Merusak semuanya, bahkan mood anak
gadismu ini”, aku sedikit menunduk bercerita ke mama. Mama hanya tersenyum. Ah,
mama selalu begitu, senyum berjuta makna. Tapi aku selalu saja tidak bisa
mengartikannya.
“Clara, Sayang, segala sesuatu terjadi karena alasan. Ada sedih
biar kamu tidak lupa dengan Sang Pencipta saat kamu bahagia. Ada saat kamu
kecewa, biar kamu bisa lebih dewasa. Bahkan kematianpun beralasan sayang.
Rencana Tuhan jauh lebih indah dari yang Hambanya pikirkan”
“Tapi, ma..”
“Jangan potong mama, mama tau bagaimana perasaanmu saat ini.
Tapi menyalahkan pak Tua karena dia tidak bisa secepat montir lain membenahi
motormu tidak akan menyelesaikan masalah. Papamu juga tidak mengerti kalau
mobilnya hari ini tidak bisa dipakai. Mama mana tau kalau motormu bermasalah. Sudahlah
sayang, yang kamu sesalkan tidak akan menghasilkan apapun. Percaya mama, ketika
kamu menyesali sesuatu, apakah penyesalan itu akan mengembalikan semuanya
kepadamu?” “Dia hanya pulang kan, dia tidak pergi sayang. Kamu jangan terlalu
jauh memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi. Kalau itu bisa
memotivasimu, membuatmu berpikir positif, oke,lakukan. Tapi kalau sebaliknya,
jangan. Itu hanya akan mengundang penyakit lain. Mama mengandungmu sembilan
bulan, berharap kamu jadi anak yang ceria, cantik, baik, dan tentu bahagia
sepanjang hidupnya. Tapi kalau seseorang membuatmu bersedih seperti ini dalam
beberapa menit saja, mama hancur nak. Kamu tidak selemah itu. Ini hanya urusan
perasaan. Memang begitu sifat perasaan. Misterius”, mama menatapku sendu,
matanya dalam mengiris hatiku. Aku tidak bisa berkata, airmata ini menetes di
pelukan mama. “Berjanjilah sayang, kamu tidak akan seperti ini lagi. Bisajadi besok,
besok lusa, kalian akan bertemu. Pastilah secepatnya. Ketika Sang Pencipta
berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin sayang”. Aku hanya mengangguk, masih
menangis di pelukan mama.
Aku ingin menelponnya. Chat WA ku hanya centang biru, tanda
read. Lastseennya tertera disitu 9:09 PM, sedangkan sekarang 9:18 PM. Itu chat
tadi siang, aku tau saat chatku mulai delivered-read, saat dia online tapi
mengabaikan pesanku. Aku tau saat dia view story wa ku. Aku tau, karena itu
fasilitas aplikasi whatsapp. Tapi satu yang aku tidak tau, alasan tidak ada
chat balasan dari dia, dan alasan kenapa panggilan masuk dariku tidak ada
respon sama sekali. Aku ingin menelponnya? Jangan percaya aku, aku sudah
melakukannya, tapi hasilnya nihil. Mama benar, bicara tentang perasaan, selalu misterius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar