hai,
salam untuk semua yang kusayang.
hai mama, ayah, adik adikku,
om, tante, kakek dan nenekku.
hai semuanya.
salam wahai sahabat tercinta.
entah apa yang kutulis saat ini,
aku hanya mengikuti gerak demi gerak jemariku.
aku mencoba mengartikan apa yang hati nuraniku katakan.
sebisa mungkin aku mencobanya.
teruntuk kamu,
yang selalu setia menemaniku,
dalam suka dan duka,
dalam asa yang hampir pasrah.
merajut mimpi yang akhirnya bisa kugenggam kembali.
terimakasih.
terimakasih atas hadirmu membuat rapuhku menjelma pergi.
teruntuk kamu,
yang senantiasa sabar memberiku pengarahan.
yang terlalu baik kuanggap sebagai kawan
yang terlalu indah memori ini menjadi kenangan,
terimakasih sekali lagi..
lewat kata kata ini,
mewakili perasaan yang memuncak di batas sanubari.
aku tak lagi bisa mencurahkan seperti hari kemarin
rasanya amatsangat berat.
aku pun masih tak percaya.
layaknya, goresan tinta yan termakan usia
terlihat indah,
namun rapuh serapuh rapuhnya
aku takut, kawan.
aku takut.
bagaimana jika nanti,
sebentar lagi,
kalian tak lagi bisa kutemui?
aku amatsangat merasa sendiri hari ini.
telah lama rasanya aku ingin sekali mengungkapkannya,
tapi apalah daya,
lisan ini tak bisa berkata,
linglung aku dibuatnya.
hai kawan,
apakabarmu hari ini?
aku tau tadi pagi kita masih bertemu.
tapi tolong yakinkan aku,
bahwa esok, canda tawamu masih bisa kudengar.
ya kan?
sahabat,
izinkan aku memanggilmu sahabat,
bahkan mungkin untuk yang terakhir kali.
kuatkan aku, wahai sahabat.
jika benar adanya penyakit yang aku idap.
jika benar adanya resiko yang akan aku tanggung.
jika benar adanya kenyataan yang harus aku hadapi,
tolong kuatkan aku sekali lagi sahabat..
aku terlalu takut jika sampai waktuku benar menghampiri.
Hai ayah,
terimakasih atas keringat yang bercucuran.
maaf, aku teramat sangat sering menjadi gadis yang mengecewakan.
sering pulang terlambat,
berkata bohong,
atau mendiamkanmu selama beberapa hari.
Hai mama,
terimakasih atas air susumu dulu,
amatsangat berarti untuk kehidupanku.
terimakasih banyak telah mengorbankan jiwa dan ragamu untukku.
maaf, balasanku tak ada seperempatnya.
maaf aku terlampau sering jua membuatmu kecewa.
Tuhan,
sampaikan salam manis terindahku,
untuk mereka yang selalu mendampingiku,
menyemangatiku,
disampingku,
sampai menghapus air mataku.
Tuhan,
jika sampai benar keranda mayat berada di halaman depan rumahku,
bendera kuning berkibar di pagar rumahku,
dan orang orang memakai baju putih,
membaca yasin di dalam rumahku,
kumohon sempatkan aku Tuhan..
beri aku waktu untuk mencium kaki ibuku..
untuk memeluk erat ayahku..
untuk bercanda, atau sekedar bercengkerama dengan para kerabatku,
dan untuk sekilas menatap senyum di wajah sahabatku..
perkenankan aku Tuhan..
ampuni aku atas airmata mereka karena ulahku..
ampuni aku Ya Rabb..
mengecawakan mereka,
adalah kebiasaanku selama hidup..
Tapi tolong kumohon,
Jika sampai waktu itu, aku belum sempat melakukan semuanya.
Jika rasa sakit ini menghancurkan semuanya.
Jika vonis dokter meruntuhkan kenanganku sebelumnya..
izinkan aku menitip pesan kepada-Mu
wahai Tuhan Yang Maha Agung
Sampaikan rasa terimakasihku kepada mereka..
dan sabarkan hati mereka,
seka airmata mereka,
jangan biarkan airmatanya menetes walau setitik saja.
aku ingin melihat mereka tersenyum.
sebagaimana pertemuan pertama yang kita buat,
ketika aku masih sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar