Tentang cinta, siapa sih yang bisa menjelaskan arti cinta
dengan sejelas jelasnya? Aku rasa tidak akan ada yang bisa menjelaskannya
dengan detail. Menurut para ahli, atau kata-kata bijak yang banyak beredar
tentang definisi cinta, itu hanyalah gambaran saja. Bagaimana nampaknya cinta
itu di khalayak umum. Tentang sejatinya cinta, hanya kita yang bisa merasa. Tentu, karena kasih Tuhan semata tentunya.
Manusia tidak akan bisa terpisahkan dengan yang namanya
penyakit. Mungkin beberapa saja diantara kita, milyaran manusia yang tidak
pernah terjangkit penyakit mulai dari orok sampai dia mati sekalipun. Lagi lagi,
itu karena kasih sayang Tuhan.
Hari ini, aku mulai mengerti bagaimana cinta menjalankan
perannya sebagai dokter. Uhm, mungkin dokter sekaligus obatnya ya, hehe. Entahlah,
aku sudah terbiasa dengan penyakit ini sejak kelas 5 SD. Tidak parah sih, tapi
kalau dateng ya drop banget rasanya. Tapi kali ini dia beda. Sama sebenarnya
apa yang aku alami, tapi aku dapet obat yang beda.
Percaya atau tidak aku juga hampir tidak percaya, aku belum
mengkonsumsi obat medis sama sekali. Sebenarnya sudah mulai dari kemarin malam
aku merasakan pusing yang begitu memusingkan ya tentunya, wkwkwk. Nggak deh,
bercanda. Pusing yang ya, lumayan berat sampai akhirnya aku tertidur. Aku tidak
memimpikan apapun lagi selain dia, sendiri. Bangun jam 3, sholat tahajud, dan
memanjatkan doa. Ngantuk benar mata ini rasanya. Aku khawatir saat berdoa malah
ketiduran. Doaku itu itu saja. Seandaikata malaikat bisa mengeluh, mungkin dia
akan protes karena bosan dengan doaku, untungnya malaikat tidak punya rasa
demikian ya, hehe.
Jam 5 kurang, aku mendapat video sejenis tilawatil
begitulah, adem rasanya, sampai lagi lagi aku tertidur pulas. Padahal aku
sekolah hari ini -_-. Jam 8 lebih aku terbangun, blur sekali pandangan ini
kurasa. Begitu lensa mata terfokus pada jam dinding yang menunjuk jarum panjang
di 6, aku langsung bergegas prepare go to school. Nyampe sana, udah rame banget
dah, udah bisa ketawa ketawa, seneng lah pokoknya.
Aku nyari makan sama temenku, siomay. Aku pengen banget
makan siomay seminggu ini, eh Alhamdulillah ketemu disini. Bagiku, makan tanpa
sambel itu hambar rasanya. Yaudah, langsung tambahin aja deh. Selang beberapa
menit, sakit banget dah ini perut rasanya. Nyalur ke kepala, beh pusing banget
rasanya. Aku pulang, sempet cek lab dan ya penyakit itu datang lagi, wkwkwk.
Aku bener bener ngga pegang hp seharian ini. Sekitar jam 7
an, setelah bersih diri, aku telfon dia. “DIA” yang selama ini masih dan selalu
menjadi tempat dimana aku ingin bersandar, berhenti berlari, menangis, tertawa,
dan berbagi rahasia. Aku tau dia marah, aku tau hubungan kita masih belum
stabil. Hampir kehilangan arah. Tapi sebisa mungkin, aku memperbaikinya. Kalau ditanya,
sungguh aku ingin berbagi rasa dengannya, seperti awal kita memulai semua. Toh,
indah juga untuk dirasa.
Bukan, bukan itu yang ingin kuceritakan. Tapi begini,
setelah beberapa kali telfon ndak diangkat, diangkatlah telfon itu. Aku senang,
sedih, takut, canggung, dan lain lain. Tapi bagaimana lagi, rasanya sakit di
kepala ini hampir hampir hilang seketika. Suhu badan ini seakan akan turun drastic,
begitu sempurna. Aku tidak merasa lemas sama sekali. Sungguh aku terlalu rindu hingga
suaranya saja bisa mengobati rasa sakit yang harusnya ditebus dengan obat
ratusan ribu :).
Hm, entahlah apa yang harus aku lakukan. Aku memang sangat
merindukannya.
Hanya Tuhan yang menguatkanku dalam rindu ini. Yang tak
banyak orang mengerti.
-
Ditulis dengan segaris senyuman, dan berbutir
butir airmata, wkwkwk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar