Kamis, 27 Juli 2017

Jumat, 21 Juli 2017

22.07.2017

I feel so little fucked up sometimes.
Dini hari, 1:10 AM tulisan ini dibuat. Aku mati rasa. Comfortably numb. Merasa semuanya telah sia sia dan salah. Penyesalan saja tiada berguna. Mencoba berubah? Pastinya. Tapi kadang memang keegoisan melebihi segalanya, merusak semuanya. Tidak semuanya bisa difikir menurut pandangan kita saja memang. Kalau masih seperti itu, egois namanya. Ndak konsisten, labil, nyakitin mulu. Sumpah, manusia apa sampah sebenernya aku ini?
Bodoh.
Dari dulu kesalahanku selalu sama. Takut menyakiti orang lain. Jadi apapun itu, aku selalu memilih kata yang menurutku bisa diterima dengan baik. Benar memang, kelihatannya tepat. Tapi bodohnya tidak pernah berfikir apa dampak dari kata kataku itu. Dan seringkali, itu lebih menyakitkan.
Aku kecewa. Pada diriku sendiri. Selalu salah dalam menilai orang. Bodoh tingkat apa ini?
Blog ini, kepuasan batinku. Karena hanya dengan Tuhan, dan diriku sendiri aku bisa memahami apa yang aku rasakan. Meski kadang, aku pun benci kepada diriku sendiri.
Aku tidak pernah menyalahkan masa lalu. Sama sekali tidak. Tapi, aku terlalu takut masa lalu itu terulang kembali, atau lebih menyakitkan. Entahlah, kadang memahami diriku sendiri aku juga terlalu keberatan.
Rasanya semuanya hilang. Aku tidak bisa percaya siapapun sekarang. Rasanya sakit, tapi hambar. Sudahlah, aku menganggap mati rasa.
Sebenarnya, hidupku ini sudah berkecukupan. Aku bisa sekolah, aku bisa maen, makan, everything I can do. But, selalu saja masih ada yang kosong. Ya, aku tidak selalu bisa merasakan kebahagiaan didalamnya. Dan pekan ini, ada satu yang benar benar ku sesali. Aku benar benar merasa tidak berguna sekarang. Aku terlalu egois untuk tetap menyuruhnya mempertahankanku. Memang, aku sangat menyayanginya. Dan biarlah, apapun dia menganggapnya, yang jelas sedikitpun aku tidak ingin menduakannya. Memang, sempat terlintas di otakku untuk menyukai orang lain. Karena apa? Karena hari itu memang pikiranku gelap dan ditambah ada kabar dia selingkuh. Perempuan mana yang tidak berfikir demikian? Aku yakin semuanya pasti berfikir demikian. Itu wajar menurutku. Yang tidak wajar, ketika pikiran itu lalu di realisasikan dan mendualah ia akhirnya. Itu kebangetan.
Aku benar benar down. Aku nggabisa mikir jernih. Aku tau dia kecewa berat. Tapi tidak perlu bersumpah, aku sama sekali tidak serius dengan kalimatku itu. kalimat “Aku takut merasa nyaman dengannya” “Aku takut menyakitinya”. Sama sekali tidak ada perasaan apapun didalamnya. Memang bodoh aku. Kembali ke pernyataanku diatas. Aku, takut menyakiti lawan bicaraku. Aku tau dengan siapa aku bicara, dan selama ini hanya kalimat itu yang bisa mengalahkan semua pendapatnya. Aku capek disalah salahin. Aku tau aku salah. Aku memang masih merasa bersalah karena hubunganku dengannya memang sangat dekat. Dan dia, yang menemaniku susah dan senang. Cukup sang mantan yang merasakan bajinganku. Cukup aku yang bentrok dengan dia. Sahabatku, jangan. Tapi kesalahanku ada pada kata kataku. Mulutku harimauku. Dimakan sudah aku.
Aku tidak bisa menyalahkan apapun, siapapun, bagaimanapun aku terlibat banyak dalam urusan ini. Aku terlalu egois. Aku tidak bisa intropeksi, aku selalu merasa paling benar. Aku menginginkan semua orang mengerti aku, tanpa imbal balik. Banyak yang bilang, aku pintar. Iya, pintar dalam urusan akademik. Kehidupan? Nol.
Aku tau yang sahabatku lihat, aku tersakiti, aku sering nangis. Ya begini ini aku, gampang percaya sama orang. Dan sekali percaya, blak blakan saja sudah. Tapi semua terlambat. Mereka hanya tau apa yang aku rasakan beberapa minggu lalu. Seandaikata hari itu tidak ada, aku masih merasakan hal yang sama. Bukan karena benar benar disakiti, namun karena pikiranku yang terlalu lebai.
Aku ini lemah ternyata. Kebanyakan nangis. Curhat sana sini. Umbar di sosmed. AH. BODOH.
Yang baru kusadari, dan bisa dibilang agak terlambat adalah tentangnya. Perasaan. Yang selama ini mati matian kujaga, kandas karena kecerobohanku. Sumpah, aku takut dia meninggalkanku sekarang. Tapi disisi lain, aku berharap demikian. Agar dia tak lagi terbebani denganku. No. Aku tidak menginkan perpisahan sekarang. Aku sedang memulai dari awal. Biar aku saja sudah. Aku tau hati ini berkata apa. Sulit baginya memang. Seorang yang pernah kecewa tidak akan mudah mengobati rasa marah di hatinya. Mudah kali memang memaafkan. Tapi kenangan tetaplah kenangan. Kenangan ada untuk dikenang. Sekalipun tidak dikenang, secara tiba tiba bisajadi ia terkenang sehingga sangat mustahil dilupakan.
Dari luar, memang ku akui, dia termasuk lelaki yang bisa dibilang tidak lemah lembut. Dulu, aku berfikir dia kasar, dia egois, dia blab la bla. Tapi setelah berargumentasi dengan diriku sendiri, aku sadar, memang begitu dia sebenarnya. Itu hanya wataknya saja. Tidak semua orang bisa disamakan. Dan itu benar.
Atas alasan, lelaki yang kasar akan selalu mempermainkan wanita, aku mengiranya demikian. Tapi kembali lagi, tidak semua orang bisa disamakan.  At last, aku salah besar, benar benar besar. Perkataannya yang selalu ku abaikan. Sarannya yang selalu kusepelekan. Ah, malu aku.
Sudahlah. Aku memang tidak tau harus berbuat apa selain mencoba untuk tetap konsisten. Berhenti menyalahkan keadaan karena memang ini salahku. Dan sedikit demi sedikit belajar dewasa.
Aku ragu, pagi nanti aku harus chat apa ke dia. Selamat pagi kah? Aku malu. Benar benar malu.
I LOVE YOU,
Sat, 22 July 2017

*Btw, 22 Mei 2016, awal kita mulai chatting lagi setelah vakum lho, hehe.

Sabtu, 15 Juli 2017

16.07.2017

Hari ini adalah kemarinku yang ku semogakan
Ada umpan dibalik jala,
Pun ada hikmah di setiap peristiwa

Nantinya, umpan itu akan dikerumuni banyak ikan
Tapi sayang, ikan itu tidak tau bahwa yang didekatinya adalah ujung kematian
Dia hanya melihat apa yang dia butuhkan,
Dan mendekat tanpa rasa penasaran

Siang hari di berlin,
Aku teringat akan kata seorang pembuat cermin
Dia berkata,
Cermin ini adalah sahabat kita yang sejati,
Hanya dia yang tidak akan menertawakanmu ketika kamu sedang tersakiti

Kemudian berjalan menyusuri lorong lorong kota,
Aku teringat beberapa tahun silam,
Kekasihku pernah mengajariku banyak hal tentang dunia,
Tapi aku mengabaikannya
Aku berkata, itu menurutmu semata,
Aku berbeda
Kemudian suatu senja, dibawah kaki langit jingga,
Aku mengenang suatu perkara
Dimana disana, aku mulai bisa mencerna setiap kata darinya

Bahwasanya seorang penjahat belum tentu berkhianat.

Kamis, 13 Juli 2017

14.07.2017 #Fqstory2

Tengah malam, adalah waktu dimana alam rasanya bersatu dengan suasana hati. Kau tau sayang? Memang aku selalu mengatakan “Aku sudah melakukan yang terbaik semampuku”. Memang, begitulah kiranya. Aku selalu berusaha menjadi apa yang kamu mau meskipun pada akhirnya, aku lah agi yang menghancurkannya.
Menjadi seseorang yang baru itu sama sekali tidak ringan bagiku. Kau tau lingkunganku, dan kuharap kau memang benar benar tau kepribadianku. Amatsangat labil sekali. Itu kenapa aku kadang membenci diriku sendiri. Satu kelemahanku yang memang dari dulu sudah kutau, dan mala mini terucap olehmu : aku tidak bisa mengoreksi kesalahanku sendiri.
Sebenarnya aku sudah lelah. Hampir bisa dibilang putus asa. Aku rasanya ingin menyerah. Kuharap Tuhan memaafkanku karena aku telah berfikir aku tidak berguna. Tangisku tidak terlalu pecah malam ini. Lumayan lah kalau dibandingkan sebelum sebelumnya. Tapi, penyesalan demi penyesalan luar biasa berdatangan. Aku tidak menemukan diriku disini. Lalu dimana? Akankah kau masih sudi menemaniku mencarinya?
Kau bilang aku sengaja melakukannya, kau bilang aku menyusun semua skenarionya. Kau tau sayang? Bahkan berfikir tidak membalas chatmu saja sama sekali tidak terlintas di otakku.
Hubungan kita baik baik saja, sampai seingatku bulan April kemarin. Awalnya satu masalah, kemudian lagi lagi lagi dan lagi. Mungkin iya, yang aku mau Young, Wild and Free. Tapi aku tau, aku sudah tidak bisa se free itu lagi kan?!
Aku marah? Jelas. Tapi siapa yang mau disalahkan. Itu adalah milikku, dan semuanya adalah tanggung jawabku. Aku tidak bisa begitu saja memarahimu, memakimu. Tidak mungkin. Semua itu berlalu begitu saja. Dan sejak hari itu, aku berjanji pada diriku bahwa aku akan mempertahankanmu bagaimanapun itu.
Jauh sebelum aku mengenalmu, pergaulanku ya begini adanya. Model pertemanan yang kukira biasa saja. Aku bukan orang independent seperti yang kamu lakukan saat ini. Sama sekali bukan anti-social. Dan, ya. Aku memang lebih terbuka kepada teman dekatku. Selama ini mereka yang mengerti tentangku. Aku suka berbagi, aku suka bercerita. Dan beribu maaf karena kamu pernah tersinggung dan menganggapku menjelek jelekan kamu. Sungguh, aku minta maaf. Karena, aku butuh bercerita apa yang sedang aku rasakan. Itu akan membuatku lega. Dan sungguh, aku bercerita apa adanya. Dan tidak ke semua orang. Kamu bisa hitung berapa sahabat dekatku dan tidak semuanya kupercaya untuk berbagi cerita.
Tidak tau lagi apa yang aku rasakan malam ini. Aku masih belum mengerti kenapa kamu dulu mendekatiku, kenapa kamu dulu menyatakan rasa itu padaku. Aku sudah menjadi yang lain sekarang. Terlalu berat untuk berkata ‘aku ingin menjadi seperti dulu’. Itu amat jauh rasanya. Sedetik yang lalu saja sudah tidak bisa ku ulangi. Lalu ini apa?
Aku sangat menyayangimu. Tanpa alasan. Ya, itu terjadi secara tiba tiba. Itu kenapa aku juga terlalu sulit menemukan alasan untuk meninggalkanmu sekarang. Kamu memang tidak sempurna, aku tau. Kamu juga bukan idaman, aku mengerti. Sungguh. Tapi aku baru menyadari bahwa selama ini, dari awal kita bertemu sampai hari ini aku belum menemukan alasan kenapa aku masih bertahan. Banyak hal yang bisa dielak sebenarnya. Mendapat respon negative, cacian, kompor, itu sudah menjadi makananku sehari hari.
Kadang aku terlalu berlarut menanggapi omongan itu, hingga aku akhirnya agak mundur dibelakangmu. Lalu, ketika positive thinkingku kembali, aku menguatkan hatiku lebih kuat lagi untuk mendekat kepadamu. Ya, memang sebangsat itu aku.
Ah sudahlah, kata Pidi Baiq :
“Jadi, Sia-sia kata-kata. Aku sedang setuju. Kita pernah senang. Harus lagi. Mari mulai."
Begini saja, aku tidak bisa berfkir jernih pagi ini.Semua memori indah, masih tersimpan rapi disini. Aku tak mau lagi menyakitimu apapun itu. Aku harap aku bisa mengkondisikan rasa rindu ini agar aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Aku tau siapa aku. Harusnya tidak begitu.
Memang rumit, beginilah. Ya, memang wanita. Bisanya hanya meneteskan air mata saja. itu bukan senjata, sayang. Tapi apa yang bisa kami wanita perbuat lagi. Entahlah, aku kurang mengerti tentang sandiwara. Disini aku berbicara tentang aku. Hanya itu, tidak lebih.
Aku selalu menyempatkan menyebut namamu disetiap doaku, terutama setelah solat. Kau tau kenapa? Karena aku tau, Tuhan lebih berkuasa dariku, jadi aku memintamu kepada yang menciptakan dirimu.
Sudahlah sayang, sebentar lagi subuh berkumandang, dan aku harus memaksa mata ini terpejam.
Untukmu, dari jauh, aku merindu.

-       Ditulis dengan rasa strawberry dan coklat.
nt-style:italic'> 

-       Ditulis dengan rasa strawberry dan coklat.
mily: "Arial","sans-serif";mso-fareast-font-family:Arial;color:#333333'>-       Ditulis dengan rasa strawberry dan coklat.

Rabu, 12 Juli 2017

12.07.2017 #Fqstory1

Tentang cinta, siapa sih yang bisa menjelaskan arti cinta dengan sejelas jelasnya? Aku rasa tidak akan ada yang bisa menjelaskannya dengan detail. Menurut para ahli, atau kata-kata bijak yang banyak beredar tentang definisi cinta, itu hanyalah gambaran saja. Bagaimana nampaknya cinta itu di khalayak umum. Tentang sejatinya cinta, hanya kita yang bisa merasa. Tentu,  karena kasih Tuhan semata tentunya.
Manusia tidak akan bisa terpisahkan dengan yang namanya penyakit. Mungkin beberapa saja diantara kita, milyaran manusia yang tidak pernah terjangkit penyakit mulai dari orok sampai dia mati sekalipun. Lagi lagi, itu karena kasih sayang Tuhan.
Hari ini, aku mulai mengerti bagaimana cinta menjalankan perannya sebagai dokter. Uhm, mungkin dokter sekaligus obatnya ya, hehe. Entahlah, aku sudah terbiasa dengan penyakit ini sejak kelas 5 SD. Tidak parah sih, tapi kalau dateng ya drop banget rasanya. Tapi kali ini dia beda. Sama sebenarnya apa yang aku alami, tapi aku dapet obat yang beda.
Percaya atau tidak aku juga hampir tidak percaya, aku belum mengkonsumsi obat medis sama sekali. Sebenarnya sudah mulai dari kemarin malam aku merasakan pusing yang begitu memusingkan ya tentunya, wkwkwk. Nggak deh, bercanda. Pusing yang ya, lumayan berat sampai akhirnya aku tertidur. Aku tidak memimpikan apapun lagi selain dia, sendiri. Bangun jam 3, sholat tahajud, dan memanjatkan doa. Ngantuk benar mata ini rasanya. Aku khawatir saat berdoa malah ketiduran. Doaku itu itu saja. Seandaikata malaikat bisa mengeluh, mungkin dia akan protes karena bosan dengan doaku, untungnya malaikat tidak punya rasa demikian ya, hehe.
Jam 5 kurang, aku mendapat video sejenis tilawatil begitulah, adem rasanya, sampai lagi lagi aku tertidur pulas. Padahal aku sekolah hari ini -_-. Jam 8 lebih aku terbangun, blur sekali pandangan ini kurasa. Begitu lensa mata terfokus pada jam dinding yang menunjuk jarum panjang di 6, aku langsung bergegas prepare go to school. Nyampe sana, udah rame banget dah, udah bisa ketawa ketawa, seneng lah pokoknya.
Aku nyari makan sama temenku, siomay. Aku pengen banget makan siomay seminggu ini, eh Alhamdulillah ketemu disini. Bagiku, makan tanpa sambel itu hambar rasanya. Yaudah, langsung tambahin aja deh. Selang beberapa menit, sakit banget dah ini perut rasanya. Nyalur ke kepala, beh pusing banget rasanya. Aku pulang, sempet cek lab dan ya penyakit itu datang lagi, wkwkwk.
Aku bener bener ngga pegang hp seharian ini. Sekitar jam 7 an, setelah bersih diri, aku telfon dia. “DIA” yang selama ini masih dan selalu menjadi tempat dimana aku ingin bersandar, berhenti berlari, menangis, tertawa, dan berbagi rahasia. Aku tau dia marah, aku tau hubungan kita masih belum stabil. Hampir kehilangan arah. Tapi sebisa mungkin, aku memperbaikinya. Kalau ditanya, sungguh aku ingin berbagi rasa dengannya, seperti awal kita memulai semua. Toh, indah juga untuk dirasa.
Bukan, bukan itu yang ingin kuceritakan. Tapi begini, setelah beberapa kali telfon ndak diangkat, diangkatlah telfon itu. Aku senang, sedih, takut, canggung, dan lain lain. Tapi bagaimana lagi, rasanya sakit di kepala ini hampir hampir hilang seketika. Suhu badan ini seakan akan turun drastic, begitu sempurna. Aku tidak merasa lemas sama sekali. Sungguh aku terlalu rindu hingga suaranya saja bisa mengobati rasa sakit yang harusnya ditebus dengan obat ratusan ribu :).
Hm, entahlah apa yang harus aku lakukan. Aku memang sangat merindukannya.
Hanya Tuhan yang menguatkanku dalam rindu ini. Yang tak banyak orang mengerti.

-          Ditulis dengan segaris senyuman, dan berbutir butir airmata, wkwkwk

Senin, 10 Juli 2017

10.07.2017 (2) "Cerita Bunda"

Dulu, bunda mengenali bapakmu ketika di sekolah menengah
Berbalas surat cinta beramplop merah
Didepannya tinta merah jambu menebarkan pesonanya
Disana tertulis, Teruntuk Adinda, Surat ini berbicara

Kau tau nak,
Perasaan sebaya bunda tidak bisa bunda utarakan begitu saja
Masih ada malu malu kucing, begitu kata orang dulu
Ah, jadi malu lagi bunda cerita kepadamu

Tapi kamu harus tau,
Anak muda zaman sekarang memang tidak terlalu beretika
Agak kurang bisa menghargai adat ketimuran  kita
Ingkan semua terserah mereka,
Ikuti budaya barat, semuanya di oke kan saja

Sungguh miris rasanya
Pacaran karena rupa, harta
Tak memandang moral agama dan etika
Seenak udel mereka saja

Kau tau nak,
Di teras rumah ini biasanya bunda menunggu kabar dari sang burung dara
Tentang secarik kertas yang dibalut pita
Dengan coretan halus penawar luka

Iya, di teras ini awal kisah cinta bunda bermuara

10.07.2017

Ada kalanya perasaan manusia berubah ubah,
Seiring dengan pengalaman dan rasa yang mereka alami
Ada kalanya emosi silih berganti,
Selaras dengan semakin dewasanya seorang diri
Kadang yang lemah tiba tiba menjadi gagah
Yang teramat kuat seakan akan menjadi tak berdaya
Kalian bisajadi menang hari ini.
Mengalahkan apa saja yang kalian hadapi
Tapi ingatlah, Allah Maha membolak balikkan hati
Jangan semena mena terhadap apa yang kalian miliki
Manusia tetaplah manusia
Ia masih menjadi manusia seberapapun kalian mengaguminya
Diantara yang lainnya,
Tetaplah menjadi manusia yang selalu bersyukur atas segala usaha dan doa


BIRTHDAY GIRL !!

  Halooo My GIRLLLL !! It’s been a long time since we met last time right? I know u miss me more than everything haha. You know dear, it...