Selasa, 18 April 2017

18.04.2017 (2)

Apakah aku akan kehilanganmu?
Aku benar benar merindu
Aku takut aku akan gila karena perasaanku
Aku takut jika kelak aku benar tidak bisa memilikimu
Aku takut jika aku hanya bisa mencintaimu dari jauh

Sayang,
Maaf. Masihkah kau perkenankanku memanggilmu dengan sebutan sayang?
Aku hanya bisa berharap dan berdoa sekarang,
Semua kekosongan di hatiku, layaknya rombongan semut dan rajanya
yang berbondong bondong datang

Sayang,
Kini celah yang dulu kau tutup dengan sisi lembutmu,
Kembali menganga layaknya jurang di tepi kampungku dulu,
Yang siap menelan siapapun pemburu yang lewat disitu

Kau tau bagaimana aku ketika meragu dengan perasaanku?
Disitu, aku takut bahwa ini hanyalah permainan kekaguman yang kaku,
Atau bahkan hanya menjadi rasa penasaran yang tidak lama bersemayam dihatiku

Sekali lagi, 
Tidakkah kau malam ini menghubungiku?
Aku takut mengirimkan pesan, menanyakan kabarmu,
Atau sekedar bertanya sedang apa kau disana, menyapamu

Aku takut jika aku lagi lagi tak kuat menahan air mata ini
Malam ini, kutatap keluar jendela,
Kulihat kerlip bintang begitu indahnya
Dan kau tau apa?
Dengan ini, kuharap rinduku terobati barang sepersekian detik saja,

Sayang,
Sekarang sekelilingku sangat ramai, tapi aku masih merasa sepi.
Jikalau benar waktuku harus pergi,
Jikalau memang semuanya telah usai,
Dan jikalau faktanya kisah kita tak lagi bisa diperbaiki,
Percayalah padaku sekali ini

Aku tidak akan berjanji,
Hanya saja, aku akan terus mengingatmu,
Dan kenangan di bawah langit malam kala itu.

18.04.2017

Suatu hari nanti, 
Mungkin ada saat dimana aku akan terbiasa tanpa kehadiranmu
Suatu saat nanti,
Mungkin benar benar ada waktu untuk tersenyum tanpa pelukanmu
 Suatu waktu nanti
Yang mungkin bisa menjadi benar benar terjadi

Di ruang ini, aku biasa melampiaskan semuanya
Marah, sedih, kecewa, bahagia akan hadirmu,
Semuanya kurasakan disini,
Sendiri.

Kau tau sayang, hari ini aku benar benar merindu
Jatuh cinta padamu tidak semudah yang kubayangkan
Lalu kenapa semuanya menjadi menyakitkan?
Apa salahku ketika aku mengungkapkan tentang perasaan,
Dimana aku senantiasa menunggu kepastian,
Tengah menunggu jawaban,
Bahwa kau masih menyimpan rasa sayang itu dalam dalam?

Rabu, 05 April 2017

05.04.2017

Tuhan, aku mencintainya.
Sangat menyayanginya.
Dulu, aku ragu mengiyakan permintaannya.
Sedikit ikhlas sedikit terpaksa aku melakukannya.
Sampai akhirnya lama kelamaan aku terbiasa menjalaninya,
bahkan menikmatinya.
Mendengar masa lalunya,
Siapa yang tidak menganggap dia liar pemain wanita?
Pun sama, aku juga.
Tapi malam ini, semua opini tanpa pembuktian itu salah.
Yang katanya fakta, bukan begitu adanya.
Kita tidak bisa memilih bagaimana rupa masa lalu kita,
Tapi masa depan, kita penentunya.
Demikian juga dia.

Tuhan, kadang aku berfikir, "terkutukkah aku?"
Apa hakku menyakiti perasaan orang yang menyayangiku?
Menyia - nyiakan ketulusan mereka yang memang adanya untukku
Termakan keraguan,
Aku berkata aku mempercayainya tapi tanpa kepercayaan
Munafikkah aku?
Membela diriku mati matian pun tak akan berguna.
Yang menjaga nama baikku sudah terlanjur kecewa.

Dalam untaian doa, aku selalu menyebut namanya
Berharap yang terbaik untukku dan dirinya,
Untuk kebaikan hubungan kita
Namun, apakah aku mempermainkan arti doa dengan menyebut nama-Nya?
Ketika semua yang kupanjatkan dikabulkan,
Ketika semua yang kuminta tercipta,
Ketika apa yang kumau ada didepanku?
Itu yang kualami sekarang,
Menjawab semua keraguanku padanya.
Dirinya, dan semua perasaannya.

Kesalahan yang sama. 
Dari orang satu ke orang lainnya.
Masih kesalahan yang sama,
Dengan cara meminta maaf yang sama.
Bodohnya aku. 
Dia tidak sama sayang,
Jangan samakan dia dengan yang lainnya.

Terimakasih ya untuk kamu yang hadir dalam situasi ini.
Aku tau ini bukan mutlak salahmu,
Tapi aku sedikit melimpahkannya padamu.
Seandaikata kau tidak berusaha menghubungiku,
Membuat serangkai komunikasi denganku,
Hubunganku dengannya akan baik baik saja.
Seandaikata aku tidak termakan oleh egoku,
Seandaikata namaku tidak ada sangkut pautnya disana,
Aku tidak akan menghancurkan benteng yang kujaga,
Yang kurawat sedemikian rupa,
Hanya demi lancarnya hubunganku dengan dia.
Dan,
Seandaikata kau bersikap seharusnya,
Sewajarnya,

Semuanya tidak akan sia sia.

Dia, bukan bocah seumuran kita,
Yang dengan mudah melupakan setiap masalah yang ada,
Berkenaan dengan orang yang dia sayang apalagi.
Tidak mungkin dia menyepelekan apa yang menghalangi hubungannya.
Bukan. Tidak demikian!

Sekarang apa yang tersisa untukku.
Aku membutuhkannya,
Amatsangat membutuhkannya.
Tapi apa yang aku punya?
Apa kepadaku dia percaya?
Hanya keraguan, keraguan dan keraguan yang tersisa.
Belum, 
Aku belum melihat sorot matanya.
Aku pasti tidak akan mampu melakukannya.

Lihat, itu adalah orang yang dalam malam malamku,
Selalu kuharap agar bisa selalu bersamaku,
Mengisi hariku,
Melewati kejadian demi kejadian dalam hidupku.
Dan lihat, orang yang sama.
Yang sekarang kecewa karena kecerobohanku sebagai wanita.

Baginya, Aku terlalu dalam menyakitinya,
Dan aku masih betapa bodohnya,
Aku baru menyadari akan ketulusan rasanya.

Terimakasih ya, 
Kau sudah menghanguskan sebilah harapanku bersamanya.
Iya, aku marah, sedih, kecewa.
Kepada siapa?
Tenang, tidak berapi api untukmu, untuk apa juga.
Kepada diriku tentunya.
Tapi sekarang yang lebih besar adalah ketakutan.
Bagaimana jika hubungan ini berkesudahan?

BIRTHDAY GIRL !!

  Halooo My GIRLLLL !! It’s been a long time since we met last time right? I know u miss me more than everything haha. You know dear, it...